Beberapa hari kemarin Negara kita di kejutkan oleh seorang artis muda yang tengah naik
Sebegitu
hebohkah hal ini? Sampe-sampe pas gw beli siomay di tukang langganan gw dia
malah nanya gini “Dang menurut kamu Rafi salah nggak?” tentu saja dengan heran bin halis naik sebelah gw
menanggapi pertanyaan itu gw kagum dengan peningkatan pola pikir tukang siomay
langganan gw yang udah berumur tapi masih update sama sekitar bukan Cuma update
tentang siomay 1000 dapet 2 biji aja yang sumpah tuh siomay enak beneeer… lw
wajib nyoba kalau nggak gw jamin bakal nyesel! (abang siomay harus makasih nih
dagangannya gw promosiin di blog gw), gw bingung kasus Rafi menyita banyak
perhatian disemua kalangan. Gw sendiri sebenarnya enjoy aja woles gitu, gw gak
pernah ambil pusing dari hal-hal yng berbau artis karene gw udah pensiun dari
dunia artis.
Ternyata
setelah gw search beritanya memang ini bukan hal sama, ini beda! Karena Kiki
Amalia akhirnya cerai sama Markus Harison… #gak nyambung!
Iya tentu ini
hal beda karena pada kejadian tersebut telah ditemukan zat narkotika yang
dinamakan Ghat atau bahasa kerennya Chaticone (bener gak sih nulisnya?) Di
Negara kita ini hal baru meskipun di Negara lahir gw di Amrik sana ini bukan
narkotik jenis baru. Nah ini yang jadi masalah kenapa sih Negara kita selalu
telat dalam hal apapun disaat Negara yang lain udah ada kereta MRT di Negara
kita malah baru mau bangun (itu juga terbengkalai gak rebes urusannya) contoh
lain tentang telatnya Negara kita adalah saat di Amerika sudah sore kenapa di
kita baru pagi!!! Mereka disana sudah pulang kerja lha kenapa gw baru mulai
kerja… sungguh Indonesia memang telat *lempar kasur*.
Disinilah
letak kesalahannya, sekali lagi gw tulis biar jelas, letak kesalahannya! Sekali
lagi LETAK KESALANNYA! (sengaja capital biar terkesan serius) karena masih baru
jadi undang-undangnya pun masih belom jelas! Tentu ini jadi polemik di antara
elit politik. Dan jadi masalah dikalangan keluarga Rafi juga pembantunya sampai
kucing peliharaannya yang telah dalam tanda kutip “korban-malpraktek” dijadikan
bahan oleh BNN sebagai rekonstruksi UU narkotika jilid baru. Kesian kesian
kesian *gaya ipin upin*
Bukan hanya
itu, bagai pepatah Sudah jatuh tertimpa tangga, Ternyata bahan dasar dari
narkotika itu telah ada sejak lama di Indonesia tepatnya di daerah Puncak
Bogor. Dan menurut pengakuan masyarakat bahan dasar yang berbentuk tanaman itu
telah menjadi roda perekonomian dari beberapa warga disana, tanaman yang
dimaksud dapat dijual dengan harga tinggi..!!!
waaaah kayaknya gw harus banting stir nih bercocok tanam ganti usaha,
yang sebelumnya gw dagang bubur berharap bisa naik haji namun selalu gagal, beda
nasip dengan Haji Sulam.
Ironisnya,
warga disana ternyata tak teriama ketika hasil laboratorium menyatakan positif
bahwa Audy resmi hamil 5 bulan dari pernikannya bersawa Iwo. Lalu mereka
berbondong-bondong pergi kerumah Audy bawa pucuk tanaman itu sambil mengucapkan
selamat.
Oke-oke,
tulisan diatas salah ketik.
Yang jelas
para warga shok merasa dirugikan oleh fakta dan kenyataan yang ada (gw berdoa
semoga mereka gak ambil jalan pintas dalam masalah ini, bukan! Bukan
pengadilan! Maksud gw bunuh diri) bagaimanapun nasi yang sudah menjadi bubur
tidak akan pernah kembali lagi menjadi beras. Mau tidak mau, suka atau tidak
suka mereka harus menghentikan aktifitas menanam juga memusnahkan pohon yang
sudah tumbuh. Pak Jokowi.. Dalam jumlah
sebesar itu menurut saya lebih baik tumbuhan itu di pindah ke Jakarta sebagai
bentuk penghijauan agar air hujan cepat diserap sehingga Jakarta bebas banjir,
juga sebagai bentuk kerukunan dalam hubungan simbiolismutualisme antara Jakarta
vs Bogor.
Adahal yang
membuat gw miris, apalagi kalau bukan protes warga disana sampai-sampai ada
yang menuntut meminta ganti rugi dari “kecelakaan” ini, di pandang dari segi
hak dalam manusia memang itu hal yang wajar. Tapi bila dipandang dari kacamata
yang udah kusut sekalipun hal itu malah membuktikan bahwa BETAPA BODOHNYA
MASYARAKAT INDONESIA INI. Apakah pernah terlintas di fikiran mereka bahwa apa
yang mereka tanam merupakan barang yang dapat merusak diri seseorang, sebuah
jenis barang yang dimusuhi oleh seluruh Negara bahkan juga Agama.
Hhhmmm…
Kepada bapak-bapak atau Ibu-ibu penanam disana: Tidak usah mengeluh atau merasa
dirugikan, bila saya diposisi anda saya akan langsung musnahkan tanpa fikir
panjang, karena saya tidak mau bila nanti anak-anak saya sebagai generasi
penerus bangsa dihancurkan moral dan mentalnya oleh narkotika. Please.. jangan
Cuma berfikir masalah uang, fikirkan bahwa anda telah melakukan suatu hal yang
berguna yang telah menyelamatkan bangsa ini meskipun anda tidak berdasi dan
bukan dari kursi parlemen, anda lebih mulia karena telah berjuang berani demi
negri tidak seperti mereka yang berorasi menyelamatkan negri tapi korupsi.
Yup akhir
kata ternyata saya, anda, juga mereka, bahkan negri ini ternyata harus
berterima kasih kepada Rafi Ahmad karena atas ulah dialah mata kita terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar