Rasa Yang Terpendam

Setelah yang kita lewati bersama, yakinkah ada syurga di ujung jalan sana? Stelah beberapa tikungan yang kita lalui, akankah kita tak akan bertemu tikungan yang lebih tajam? Tak ada yang pasti. Kita hanya tahu melangkah, terus melangkah. Menikmati yang ada di kanan-kiri, mempelajari yang ada didepan kita, dan menerima yang harus kita pasrahkan.

Terkadang aku bosan dengan ketidakpastian ini, menyeretku kedalamnya waktu yang harus dilalui. Aku disini tak pernah alpa merindukanmu, namun hanya bisa mengais-ngais bayanganmu yang selalu hadir dalam fikiranku,mengumpulkannya dalam wujud tak nyata, sakit, kamu tak pernah tahu apa yang selalu ada dihatiku, karena cinta adalah perasaan. Namun kamu tak pernah bertanya tentang perasaan ini, kamu memilih diam dengan ribuan Tanya. Ini hanya satu dari jutaan hal yang selalu menggoda aku tentangmu.

Aku tahu, aku sadar, disetiap malam pada saat rembulan berada di tengah selalu kuisi dengan ingatan lalu dan khayalan, juga beberapa baris doa. Saat rindu ini datang menusuk dan menghancurkan rasa, apa yang bisa aku lakukan untuk meraih masa depanku bersamamu? Aku hanya menenangkan diri, mencoba memahami bahwa engkau yang jauh disana tak akan datang memberikan sandaran hangat pundakmu atas kegelisahanku atau sekedar megisi ruang kosong jemariku dengan jemarimu.

Kita terus berjuang dan melewati cerita yang telah di gariskanNYA kepada kita. Cinta ini bisu, cinta ini buta, ketika jauh dan yang terasa hanya sebait kata “kita”. Lalu, apakah kau disana merasakan hal yang sama?

Kekhawatiranku, yang tak pernah kuceritakan padamu, tentu tak pernah kau fikirkan. Apakah Doaku yang kusebutkan tentu tak seperti doa yang kamu ucapkan. Jalan yang sedang kita tempuh curam, kita butuh lebih dari sekedar berpegangan, kita butuh keyakinan bukan keraguan. tolong hentikan ketidakpekaanmu. Kemana larinya kamu ketika aku berjuang untuk satu-satunya makhluk yang kupikir bisa memberiku kebahagiaan nyata. Seringkali kumaklumi kesalahanmu, dan selalu kuberikan senyum terbaik ketika sesungguhnya aku ingin menangis karena ulahmu. Aku sadar bahwa ego akan selalu menang ketika melawan cinta.

Tuhan, aku hanya ingin melukis keindahan dengannya, memberikan sentuhan kehangatan saat salah satu diantara kami terluka. Tuhanku yang maha mencintai, aku tak meminta banyak, aku hanya berharap ridhamu. Agar tali cinta ini mengikat kuat meskipun banyak godaan dan cobaan.

Akankah kita selalu bergandengan saat berjalan? Apakah tawa kita masih terngiang bersama saat kita berbagi cerita?

Tidak ada komentar:

Dalam kehidupan kita sehari-hari mulai dari kita kecil sampai saat ini kita akan selalu memerlukan motivasi dalam menjalankan kehidupan. M...

kamu pembaca ke: